Obesitas,pengertian dan kriteria diagnosis

Oleh : John MF Adam
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo/FKUNHAS
Makassar



PENDAHULUAN

   Obesitas berasal dari dua kata bahasa latin yaitu ob yang berarti akibat dari dan esum adalah makan, dengan demikian obesitas adalah akibat dari makan. Dalam kepustakaan obesitas dibedakan antara overweight dan obese, yang dalam bahasa Indonesia mungkin overweight dapat diterjemahkan sebagai berat-badan lebih (kelebihan berat-badan), dan obese adalah gemuk (kegemukan). Pembagian ini didasarkan atas risiko morbiditas yaitu mereka yang obese lebih besar risikonya untuk mendapat penyakit dibandingkan dengan yang hanya overweight. Sebagai contoh pada populasi penderita kegemukan lebih sering ditemukan diabetes melitus dibandingkan dengan mereka yang mempunyai berat badan lebih. Walaupun demikian dalam pengertian sehari-hari terutama untuk masyarakat awam, keduanya tidak dibedakan dan lebih sering diartikan sebagai gemuk.

       Dalam dua dekade terakhir obesitas sangat meningkat diseluruh dunia terutama di negara yang sedang berkembang seperti negara kita. Meningkatnya jumlah populasi obesitas dengan sendirinya akan menjadi masalah kesehatan, oleh karena akan diikuti dengan meningkatnya penyakit yang menyertainya. Dari satu penelitian di Hongkong dilaporkan kenaikan indeks masa tubuh (IMT) pada penduduk Cina Hongkong baik pria maupun wanita diikuti dengan meningkatnya kejadian diabetes melitus, hipertensi, dislipidemi, dan mikroalbuminuri (gambar 1)


  Pada artikel ini akan dibahas mengenai apakah yang dimaksud dengan obesitas, jenis obesitas, dan kriteria yang dipakai untuk menentukan obes atau tidaknya seseorang.

















PENGERTIAN

   Obesitas adalah suatu kelainan akibat penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan. Penyebab obesitas secara pasti belum jelas, tetapi obesitas umumnya diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara asupan dan penggunaan energi, dimana asupan lebih besar daripada penggunaan energi. Obesitas disebabkan oleh banyak hal tetapi terutama oleh faktor genetik dan lingkungan. Di negara yang sedang berkembang, faktor lingkungan agaknya sangat berperan. Perubahan pola makan dan kurangnya aktivitas tubuh dalam kehidupan sehari-hari sangat menentukan penimbunan lemak di tubuh.


KRITERIA OBESITAS

   Banyak cara untuk menentukan apakah seseorang obes atau tidak, tetapi cara yang paling mudah secara medis adalah dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT). Selain dengan menentukan indeks massa tubuh (IMT), obesitas dapat juga diukur dengan menentukan distribusi jaringan lemak yaitu obes sentral atau perifer.

Indeks massa tubuh

   Indeks massa tubuh menggambarkan kelebihan jaringan lemak diseluruh tubuh yang dapat dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram (kg) dengan tinggi badan dalam meter pangkat dua (m2). Dengan sendirinya indeks massa tubuh (IMT) yang abnormal berbeda antara bangsa / ras, misalnya indeks massa tubuh (IMT)  yang normal untuk Eropa belum tentu sama dengan orang Asia yang umumnya lebih kecil. Oleh karena itu, pada tahun 2000 World Health Organization (WHO) membuat kriteria indeks massa tubuh (IMT) yang berbeda dan lebih sesuai untuk orang Asia dari kriteria semula sesuai untuk orang Eropa dan Amerika Serikat. (tabel 1 dan tabel 2)











Obesitas sentral

   Diatas telah disebutkan bahwa untuk menentukan secara mudah seseorang obes hanya dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT). Hasil penelitian membuktikan memang ada korelasi antara indeks massa tubuh (IMT) dan kejadian morbiditas serta mortalitas akibat obesitas yaitu semakin besar indeks massa tubuh (IMT) semakin besar pula risiko menderita suatu penyakit, sedangkan distribusi lemak tubuh lebih berkaitan erat dengan kejadian penyakit terutama kardiovaskuler. Lemak dalam tubuh kita didistribusikan (ditimbun)  terutama pada dua tempat yang berbeda yaitu di bagian perut (abdomen) dan di bagian bokong (gluteus). Pada pria, lemak tubuh banyak didistribusikan di bagian atas tubuh yaitu bagian perut. Oleh karena itu disebut sebagai obes viseral atau sentral yang dikenal juga dengan nama obes tipe android. Sedangkan pada wanita cenderung di bagian bawah tubuh yaitu di daerah gluteofemoral, oleh karena itu disebut obes perifer atau obes tipe ginoid. Secara anatomis, obes sentral merupakan penimbunan lemak yang terdapat di abdomen baik subkutan maupun intraabdominal (visceral abdomen). Jaringan intra abdominal terdiri atas lemak intraperitoneal (omentum dan mesenterik) dan retroperitoneal. Suatu kenyataan bahwa obes sentral lebih besar hubungannya dengan morbiditas dan mortalitas akibat obesitas, misalnya diabetes melitus, hipertensi, sindroma metabolik dan penyakit jantung koroner, maka dalam menentukan seseorang apakah obes atau tidak, mengukur indeks massa tubuh (IMT) saja tidaklah cukup, lebih baik apabila selain indeks massa tubuh (IMT), juga diukur adanya obes sentral.
   Pemeriksaan baku emas obesitas sentral adalah dengan cara pencitraan yaitu CT-scan, MRI, maupun densitometri (DXA). Sayangnya pemeriksaan tersebut selain tidak praktis juga membutuhkan biaya mahal. Oleh karena itu dicari cara lain yaitu dengan cara anthropometris sederhana. Dikenal dua cara anthropometris yaitu menghitung indeks ratio lingkar pinggang terhadap panggul (RPP) dan pemeriksaan dengan mengukur  lingkar pinggang. Lingkar pinggang lebih praktis, dan terbukti lebih dapat mendeteksi adanya penimbunan lemak abdominal dibandingkan RPP . Oleh karena itu, baik WHO maupun National Cholesterol Education Program (NCEP) Adult Treatment Panel III (ATP III) merekomendasikan untuk menggunakan pemeriksaan lingkar pinggang . Kesepakatan oleh WHO bahwa lingkar pinggang yang abnormal untuk orang Asia adalah > 90 cm untuk pria, dan > 80 cm untuk wanita (tabel 3)










Cara mengukur lingkar pinggang

      Pemeriksaan lingkar pinggang dilakukan dengan posisi penderita berdiri tegak dan jarak kedua kaki 25-30 cm tanpa alas kaki. Posisi pengukur berada di sisi samping subjek. Lingkaran pinggang diukur melingkar secara horizontal dari titik tengah antara puncak krista iliaka dan tepi bawah kosta terakhir pada linea aksilaris medialis.

Cara mengukur rasio lingkar pinggang-lingkar panggul (RPP)

       Rasio lingkar pinggang terhadap lingkar panggul (rasio pinggang terhadap panggul, RPP) juga merupakan suatu cara untuk menentukan obesitas sentral, dengan membagi lingkar pinggang dengan lingkar panggul. Disebut obes sentral bila, RPP > 1,0 pada pria Kaukasia, dan > 0,85 pada wanita Kaukasia. Lingkar panggul maksimal diukur dengan pita ukuran (sentimeter) pada bidang horisontal setinggi trochanter subjek yang berdiri tegak  dan jarak kedua kaki 20-30 cm.


      Pemeriksaan lingkar panggul lebih berkorelasi dengan jaringan lemak subkutan daripada jaringan lemak intraabdomen, lingkar panggul dipengaruhi oleh massa otot gluteal dan ukuran pelvis yang bervariasi antara subjek dan lemak. Sedangkan lingkar pinggang lebih menggambarkan lemak tubuh karena tidak dipengaruhi oleh banyak struktur tulang (hanya vertebrae). Depres dkk mengevaluasi lingkar pinggang dan lingkar panggul,dan mendapatkan bahwa dalam kurun waktu 20 tahun baik indeks massa tubuh (IMT), lingkar pinggang dan lingkar panggul bertambah besar, walaupun demikian RPP tetap tidak berubah sedangkan lingkar pinggang jelas sudah berbeda 20 cm. Dengan demikian jelas lingkar pinggang lebih menggambarkan perubahan jaringan lemak abdominal daripada RPP (gambar 2).


















RINGKASAN

   Obesitas adalah suatu keadaan dimana ditemukan adanya kelebihan lemak dalam tubuh. Pada saat ini obesitas sudah dianggap sebagai suatu penyakit, oleh karena banyak faktor risiko koroner yang sering menyertainya. Obesitas dapat diketahui dengan berbagai cara tetapi yang umum digunakan adalah indeks masa tubuh (IMT). Indeks masa tubuh dapat dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter pangkat dua (kg/ m2).

   Menurut distribusi lemak dalam tubuh, lemak dapat ditimbun terutama di bagian bawah tubuh (bokong, ginoid) dan di bagian perut (sentral, visceral atau android). Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan erat antara obesitas sentral dan faktor risiko penyakit kardiovaskuler seperti diabetes melitus tipe 2, toleransi glukosa terganggu, hipertensi, dan dislipidemi, oleh karena itu penting sekali untuk menentukan obesitas sentral. Ada beberapa cara untuk menentukan obesitas sentral misalnya pemeriksaan rasio lingkar pinggang terhadap lingkar panggul dan pemeriksaan lingkar pinggang. Pemeriksaan lingkar pinggang adalah yang paling sederhana dan praktis. Diantara kedua pemeriksaan ini WHO dan NCEP, ATP III lebih merekomendasikan untuk menggunakan pemeriksaan lingkar pinggang sebagai pemeriksaan obes sentral.

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Obesity: Preventing and managing
   the global epidemic. Report of a WHO Consultation.World Health
   Organization, Geneva 1999 (Tech Rep Ser 894)
2. Ko GTC, Chan JCN, Woo J, Lau E, Yeung VTF, Chow C-C, Wai HPS,
   Li YKS, So W-Y, Cockram CS. Simple antrhopometric indexes and
   cardiovascular risk factors in Chinese. Int J Obes 1997; 21:
   995-1001
3. The Asia-Pacific perspective: Redefining obesity and its
   treatment. World Health Organization Collaborating Centre for 
   the Epidemiology of Diabetes Mellitus and Health Promotion for
   Noncommunicable Disease. Melbourne  2000
4. Han TS, Lean MJ. Antrhopometric indices of obesity and 
   regional distribusio of fat depots. International 
   textbook of obesity, Bjorntorp P (ed.). John Wiley & Sons,
   Ltd., Chichester 2001: 51-65
5. Executive summary of the third report of the National 
   Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on 
   Detection, Evaluation, and Treatment of High blood Cholesterol
   in Adults (Adult Treatment Panel III). JAMA 2001; 285: 
   2486-2497
6. Despres JP, Lemieux S, Prud’homme D. Treatment of obesity:
   need to focus on high risk abdominally obese patients. BMJ
   2001; 322:716-720
















 

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Dokter Network Angk 97