Klasifikasi diabetes hamil atau diabetes gestasi

Oleh  : Prof dr John MF Adam Sp PD
Pusat Diabetes dan Lipid Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo,
Sub Bagian Metabolik-Endokrin, Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin,  Makassar


     Angka kematian ibu serta perinatal yang tinggi pada ibu diabetes melitus yang hamil mendorong para ahli membuat suatu klasifikasi yang membagi wanita diabetes melitus dengan kehamilan dalam beberapa kelompok dengan harapan dapat memberi gambaran prognosis hasil kehamilan baik untuk ibu maupun perinatal. Kalsifikasi untuk diabetes melitus hamil pertama kali diperkenalkan oleh Priscilia White pada tahun 1959. Pada saat pertama klasifikasi ini diperkenalkan terutama ditujukan pada penderita diabetes melitus tipe I yang hamil. Oleh karena itu klasifikasi White terutama dititik beratkan pada umur saat diabetes melitus diketahui dan lamanya menderita diabetes melitus. Dalam perkembangan kemudian klasifikasi ini mengalami beberapa kali perubahan.

      Dengan diperkenalkannya definisi diabetes gestasi yang baru, maka klasifikasi White yang lama mengalami perubahan. Pada klasifikasi yang lama sebelum tahun 1980, klas A diartikan semua penderita diabetes melitus hamil yang hanya mendapat pengobatan diet saja. Dengan kata lain diabetes gestasi yang mendapat pengobatan insulin akan bergeser ke klas B. Sejak tahun 1980, di Joslin Clinic diperkenalkan klasifikasi White yang baru .Pada klasifikasi yang diperbaharui ini diabetes gestasi merupakan klas tersendiri tanpa membedakan apakah penderita mendapat insulin atau tidak. Dalam klasifikasi yang baru ini diabetes gestasi tanpa huruf (lihat tabel 1).

      Urutan klas menurut alfabetis dari A sampai T menunjukkan klas diabetes melitus hamil dari ringan sampai berat. Hal ini berarti makin berat klas diabetes hamil maka makin berat kemungkinan komplikasi perinatal. Dengan penatalaksanaan diabetes gestasi melitus yang semakin baik, komplikasi perinatal terutama akan lebih ditentukan oleh keadaan normoglikemi sebelum dan selama hamil.


















       Semua penderita mulai klas A sampai T harus mendapat insulin. Penderita dari klas R sampai T tidak mempunyai batasan umur dan lamanya mengidap diabetes melitus, tetapi biasanya mereka sudah menderita diabetes melitus cukup lama.

   Klasifikasi yang lebih sederhana diajukan oleh Pyke dari Inggeris . Pada klasifikasi ini diabetes melitus hamil hanya dibagi atas tiga klas saja yaitu diabetes melitus yang diketahui saat hamil (diabetes gestasi), diabetes melitus hamil tanpa komplikasi berat (lihat tabel 2).

   Dengan mempergunakan kalsifikasi tersebut, Essex dkk  selama lima tahun melaporkan 18% dari penderita di klinik mereka adalah diabetes gestasi, 80% adalah kelompok kedua dan hanya 2 % yang tergolong diabetes melitus hamil dengan komplikasi berat. Pengamatan di klinik kami( RSUP Wahidin Makassar ) selama enam tahun sejak tahun 1985 sampai 1990, dari 92 penderita dengan diabetes hamil, ternyata 78,3% adalah diabetes gestasi dan 21,7% diabetes dan tidak satupun penderita diabetes melitus yang disertai dengan komplikasi berat.










        Pada tahun 1984 National Diabetes Data Group di Amerika Serikat menyetujui suatu subklasifikasi khusus untuk diabetes gestasi . Pada subklasifikasi khusus ini, diabetes gestasi dibagi berdasarkan beratnya kadar glukosa darah puasa saat diagnosis ditegakkan (Tabel 3). Subklasifikasi ini mempunyai arti khusus baik dari segi pengelolaan maupun pengamatan lanjut ibu pasca persalinan. Pada mereka dengan subklas A1, hampir pada semua penderita, keadaan normoglikemi dapat tercapai dengan pengaturan diet saja. Sebaliknya pada mereka yang tergolong subklas B1, sebagian besar akan membutuhkan insulin . Selain itu pada pengamatan lanjut pasca persalinan, ternyata sekitar 90% dari mereka yang tergolong subklas B1 pada pemeriksaan tes toleransi glukosa oral memberikan hasil positif.











        Klasifikasi mana yang paling tepat untuk kita di Indonesia ? Oleh karena sampai saat ini diabetes melitus tipe I sangat jarang ditemukan di Indonesia, apalagi mereka yang kemudian hamil hampir tidak pernah ditemukan di klinik, agaknya klasifikasi dari Pyke mungkin lebih tepat. Mengingat sebagain besar dari kasus diabetes melitus hamil di negara kita adalah diabetes gestasi, penerapan subklasifikasi pada penderita diabetes gestasi dirasa sangat bermanfaat.


Rujukan

1. Hare JW: Medicalmanagement.In Hare JW (ed)  

  “DiabetesComplicating Pregnancy. The Joslin Clinic Method”,
   Alan R Lis, Inc, New York, 1989,pp 33-52.
2. Jovanovic L,Braun CB,Drizin ML,Peterson CN: The management of

   diabetes and pregnancy. In Peterson CM (ed) “Diabetes    
   Management the’80s”, The Role oh Home Blod Glucose Monitoring 
   and New Insulin Delivery Systems”,Preger Publisher,1982-267.
3. Essex L N, Pyke DA, Watkins PJ et al: Diabetic pregnancy. 

   Br Med J 4:80-92,1973.
4. National Diabetes Data Group: Classification and diagnosis of 

   diabetes mellitus and othar categories of glucose  
   intolerance. Diabetes 28: 1039-1057, 1971.
5. Adam JMF: Perinatal outcome in gestational diabetes diabetes 

   mellitus. Journal of the ASEAN Federation of Endocrine
   Sociaties  10:87-90, 1971
6. Mestman JH, Anderson GV, Guadalupe V: Follow-up 

   study of 360 subjects with abnormal carbohydrate 
   metabolismduring pregnancy. Obstet
   Gynecol 39:421-425, 1972





















































0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Dokter Network Angk 97