Obat-obat yang digunakan dalam Terapi gangguan fungsi pencernaan

Oleh  : Sartono

      Setiap orang pernah mengalami gangguan pencernaan. Penyebab gangguan tersebut antara lain makan yang berlebihan (khususnya makanan yang pedas dan merangsang) dan minum minuman yang mengandung alkohol, makanan kurang dicerna atau dikunyah, juga efek samping obat misalnya asetosal. Selain itu sistem pencernaan makanan juga dipengaruhi oleh faktor stres emosional (merupakan faktor yang tidak dapat diduga) yang dapat mengakibatkan pengobatan terhadap penyakit gangguan pencernaan makanan semakin kompleks.

   Gejala yanng dapat timbul pada gangguan pencernaan antara lain mual, muntah, terbentuk banyak gas, sekresi asam lambung meningkat dan rasa panas di saluran pencernaan. Untunglah, bahwa pada umumnya penaggulangan gangguan pencernaancukup sederhana dengan menggunakan obat antasida yang dijual bebas. Obat antasida menetralkan asam yang berlebih dalam cairan lambung. Lingkungan isi lambung bersifat asam. Akan tetapi jika tingkat keasaman dilampaui, maka perlu dinaikkan PH-nya atau didapar hingga PH-nya antara 3,5-5.

    Obat antasida terdiri dari dua golongan, yaitu sistemik dan nonsistemik. Obat antasida sistemik mengandung natrium bikarbonat yang cepat bekerja dan efektif serta mudah diabsorpsi oleh tubuh. Akan tetapi penggunaan obat sistemik dalam jangka panjang tidak dianjurkan sebab mengandung natrium yang dapat meningkatkan retensi cairan dan berefek  negatif bagi penderita penyakit tekanan darah tinggi dan penyakit gagal jantung kongesti.

    Obat antasida nonsistemik diabsorpsi sedikit oleh tubuh, dan yang termasuk dalam golongan ini ialah kalsium karbonat, aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, natrium trisiklat dan hidroksi-aluminium-natrium-karbonat.

   Obat antasida umumnya diproduksi dalam bentuk kombinasi, dengan maksud untuk saling mengimbangi efek sampingnya. Misalnya aluminum hidroksida dengan efek samping konstipasi, dikombinasi dengan magnesium hidroksida yang memiliki efek laksatif. Jika terjadi banyak gas sebaiknya menggunakan obat antasida yang mengandung simetikon yaitu metilpolisiloksan yang diaktifkan. Obat antasida yang berbentuk tablet kurang efektif jika dibandingkan dengan yang berbentuk bubuk atau suspensi. Dengan demikian dianjurkan untuk mengunyah obat antasida yang berbentuk tablet terlebih dahulu sebelum ditelan.

   Obat antasida juga dipergunakan dalam pengobatan tukak peptik, karena dapat mengurangi atau menghilangkan rasa sakit tetapi tidak menyembuhkan penyakitnya. Pengobatan peptik ulcer di bawah petunjuk dokter, dan obat-obat lainnya hanya dapa diperoleh dengan resep dokter.

Natrium bikarbonat

   Jika dipergunakan sekali-kali, natrium bikarbonat bekerja efektif dan cepat. Untuk penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan, mengingat pengaruhnya terhadap keseimbangan asam-basa dalam tubuh yang dapat menyebabkan alkalosis. Natrium bikarbonat menyebabkan terbentuknya gas CO2, sehingga perut menjadi kembung.

Kalsium karbonat

   Kalsium karbonat merupakan obat antasida yang kuat, cepat, dan bekerja dalam jangka waktu yang panjang. Efek sistemik kecil, jika dibandingkan dengan natrium karbonat. Kalsium karbonat lebih efektif dibandingkan dengan garam aluminium atau magnesium, dan efek samping yang dapat timbul pada penggunaan obat ini ialah konstipasi.

Aluminium  hidroksida

   Aluminium  hidroksida merupakan obat antasida yang paling lemah daya kerjanya. Efek samping yang tidak dikehendaki ialah konstipasi, tetapi tidak mempengaruhi keseimbangan asam basa dalam tubuh.

Magnesium hidroksida

   Magnesium hidroksida mempunyai daya kerja diantara diantara daya kerja kalsium karbonat dan aluminium hidroksida. Efek samping yang tidak dikehendaki adalah laksative.

Dihidroksi-aluminium-natriumkarbonat

   Obat antasida ini mempunyai daya kerja seperti aluminium hidroksida dan natrium bikarbonat.

Simetikon

   Simetikon bukan obat antasida, namun mempunyai daya kerja sebagai defoamer atau antiflatulent. Bekerja dengan cara mendispersi atau mencegah terjadinya kantung-kantung gas yang dikelilingi oleh mukus atau lendir.

Beberapa  nama obat antasida yang dijual secara bebas :

1. Dexanta, terdapat  dalam jenis tablet atau suspensi dan 
   mengandung aluminium hidroksida, magnesium hidroksida  
   dan simetikon dalam kadar yang berbeda-beda.

2. Bufantacid, tersedia dalam bentuk sirup, tiap 5 ml mengandung 
   aluminium hidroksida, Mg-hidroksida dan simetikon
   dengan kadar yang berbeda-beda.

3. Bigastron, tersedia dalam bentuk tablet dan suspensi.
   Pada sediaan suspensi mengandung aluminium hidroksida
   magnesium hidroksida dan simetikon dalam kadar 
   yang berbeda-beda. 


Sumber artikel :  Buku yang berjudul apa sebaiknya anda ketahui
                  tentang obat-obat bebas dan bebas terbatas.
                  Karya Sartono. Buku ini banyak membahas masalah
                  penyakit dan pengobatan.

     Artikel Dipublish untuk tujuan pendidikan dan informasi 
     kesehatan.
                  

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Dokter Network Angk 97