Hematemesis, melena dan Hematokezia
Hematemesis dan melena disebabkan oleh perdarahan saluran cerna yang dapat bersifat nyata atau tersembunyi (ocult) yang dapat berlangsung lambat. Dapat terjadi perdarahan yang sifatnya mendadak dan cepat serta dapat menimbulkan keadaan gawat.
Gejala dan tanda
Gambaran kliniknya berbeda-beda, tergantung pada :
a) Letak sumber perdarahan dan kecepatan gerak usus.
b) Kecepatan dan jumlah perdarahan.
c) Penyakit penyebab perdarahan.
d) Keadaan penderita sebelum perdarahan.
b) Kecepatan dan jumlah perdarahan.
c) Penyakit penyebab perdarahan.
d) Keadaan penderita sebelum perdarahan.
Hematemesis ialah dimuntahkannya darah dari mulut, darah berasal dari saluran cerna bagian atas. Darah dapat berwarna merah, coklat, atau hitam tergantung pada lamanya kontak dengan asam lambung. Darah biasanya bercampur sisa makanan.
Melena ialah feses berwarna hitam seperti ter karena bercampur darah, umumnya terjadi akibat perdarahan saluran cerna bagian atas yang lebih dari 50-100 ml biasanya disertai hematemesis. Melena tanpa hematemesis terjadi pada perdarahan jejunum/ileum.Melena biasanya berlangsung 1-3 hari, lalu berangsur normal meskipun darah samar mungkin menetap sampai 3-8 hari (perdarahan kurang dari 50 ml dapat diketahui melalui tes benzidin).
Hematokezia ialah keluarnya darah segar dari anus, umumnya terjadi akibat perdarahan saluran cerna bagian bawah. Dapat juga disebabkan perdarahan saluran cerna bagian atas yang besar dan cepat disalurkan melalui usus.
Beberapa keadaan yang dapat timbul dan menyertai keadaan-keadaan diatas :
a) Demam ringan antara 38-39 derajat
b) Hiperperistaltik akibat rangsangan darah dalam usus.
c) Disertai nyeri pada lambung, akibat adanya perdarahan pada ulkus peptikum.
d) Jika perdarahan bersifat masif dapat timbul gejala presyok/syok
e) Pada pemeriksaan dapat dijumpai penurunan Hb dan Ht yang tampak setelah beberapa jam.Leukositosis dan trombosis pada 2-5 jam setelah perdarahan dan Dapat juga disertai peninggian kadar ureum darah setelah 24-48 jam akibat pemecahan protein darah oleh bakteri usus, pada sirosis hepatis yang menigkat ialah kadar amoniak darah dan dapat mencetuskan koma hepatik.
b) Hiperperistaltik akibat rangsangan darah dalam usus.
c) Disertai nyeri pada lambung, akibat adanya perdarahan pada ulkus peptikum.
d) Jika perdarahan bersifat masif dapat timbul gejala presyok/syok
e) Pada pemeriksaan dapat dijumpai penurunan Hb dan Ht yang tampak setelah beberapa jam.Leukositosis dan trombosis pada 2-5 jam setelah perdarahan dan Dapat juga disertai peninggian kadar ureum darah setelah 24-48 jam akibat pemecahan protein darah oleh bakteri usus, pada sirosis hepatis yang menigkat ialah kadar amoniak darah dan dapat mencetuskan koma hepatik.
Dalam keadaan seperti di atas penting untuk diperhatikan :
a) Keadaan umum penderita, kesadaran dan tanda-tanda vital
b) Apakah masih ada perdarahan, dan banyaknya.
e) Lakukan rectal toucher secara rutin.
b) Apakah masih ada perdarahan, dan banyaknya.
c) Perkirakan jumlah darah yang telah keluar dengan melihat keadaan klinik penderita dan tentang lama, sifat, jumlah dan frekuensi perdarahan.
d) Singkirkan kemungkinan sumber perdarahan dari luar saluran cerna misalnya epistaksis, hemoptisis Dlle) Lakukan rectal toucher secara rutin.
keterangan artikel : Konsep penulisan bersumber dari buku KEDARURATAN MEDIK
oleh Agus Purwadianto dan Budi Sampurna
0 komentar:
Posting Komentar