Artikel sederhana tentang dialisis, hemodialisis dan transolantasi ginjal

  Jika dengan suatu sebab, ginjal tidak dapat berfungsi   maka harus dicarikan suatu terapi pengganti, artinya menggantikan pekerjaan ginjal yang tidak berfungsi lagi, yaitu berupa dialisis (peritoneal dan hemodialisis) serta transplantasi ginjal.


Dialisis peritoneal
  
   Pada anak lebih sering dipakai  dialisis peritoneal.Peritoneum digunakan sebagai sebagai alat filtrasi  pengganti  glomerulus  oleh karena peritoneum  mengandung  kapiler dalam jumlah yang sangat  besar dan berhubungan langsung dengan ronggga peritoneum. Hubungan ini  memungkinkan  terjadinya pertukaran  antara cairan dialisat  yang dimasukkan ke dalam rongga peritoneum  dengan  kapiler-kapiler  darah yang  mengandung zat-zat toksik.


   Dikenal 2 bentuk  dialisis peritoneal  yaitu dialisis  peritoneal  klasik  dan  dialisis  peritoneal  mandiri berkesinambungan. Dialisis peritoneal  klasik dilakukan dengan  memakai  kateter yang  selalu  harus  diganti, sedangkan  dialisis peritoneal mandiri berkesinambungan  menggunakan  kateter  yang  terpasang tetap  dalam  rongga abdomen tanpa  harus  selalu  mengganti kateter seperti  cara  dialisis  peritoneal  sebelumnya. Dialisis  yang  dilakukan  bersifat sementara dan merupakan  pengobatan  peralihan  untuk  menuju transplantasi  ginjal, yang dilakukan  bila  keadaan  dan  fasilitas  memungkinkan.


Hemodialisis


   Hemodialisis berarti suatu  proses  pemisahan  zat-zat  tertentu (zat-zat toksin)  dari darah  melalui  suatu  selaput  semipermeable  yang  terdapat  dalam ginjal  buatan  yang  disebut dialyzer  dan  selanjutnya  dibuang  melalui  suatu  cairan  yang  disebut  dialisat.  Selama  hemodialisis darah  penderita  mengalir  dari  tubuh  ke dalam dialiser  (ginjal  buatan,  berupa  tabung  atau  lempeng  terdiri  dari  kompartemen  darah  dan  dialisat  yang  dibatasi  oleh  selapt  permeable)  kembali  ke  tubuh  melalui akses vena.


   Dialisis  peritoneal  lebih  sering dipakai  dibanding  hemodialisis  oleh  karena  lebih  dilaksanakan  dan  lebih  murah  dibanding  hemodialisis.


Transplantasi ginjal


   Transplantasi ginjal  berarti  ginjal dipindahkan  dari donor ke resipien. Umumnya  pada anak, dimana  ginjal baru  diletakkan pada  fossa  iliaka. Transplantasi  ginjal  merupakan  pilihan  ideal untuk  pengobatan  gagal  ginjal  terminal. Organ  ginjal  yang  ditransplantasikan  dapat  berasal  dari  donor  jenazah ( cadaveric donor) atau  dari  donor  hidup  (living donor).


   DiIndonesia  transplantasi  ginjal  pertama  dilaksanakan  pada  tahun 1977  oleh dr. Sidabutar dkk. Umur  termuda  yang  pernah mengalami  transplantasi  ginjal  di Indonesia ialah  umur 14  tahun. Di negara  maju, transplantasi  ginjal  pada  anak  dapat  dilakukan sejak  neonatus  sampai  umur  20  tahun. Ketahanan  ginjal  donor hidup (living donor grafts)  adalah 87 %  untuk 1 tahun pertama dan 68 %   untuk 5 tahun pertama. Sedangkan  untuk donor cadaver  (cadaveric grafts)  masing 72 %  dan 50 %.


Keterangan artikel :
Donor ialah orang/individu yang memberi organ/jaringan untuk transplantasi
Resipien : ialah  orang/individu  yang  menerima organ/jaringan untuk  transplantasi.
Sumber artikel :
Buku Nefrologi Anak yang diterbitkan oleh BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNHAS


Catatan : Artikel diatas berisi defenisi dasar tentang hemodialisis, dialisis peritoneal dan transplantasi  ginjal tentunya tidak hanya spesifik pada penderita anak saja, sebab terapi  yang  sama juga diterapkan untuk  orang  dewasa. Mohon dimaafkan  jika  artikelnya cukup  sederhana.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Dokter Network Angk 97