Trikomoniasis (penyakit menular seksual pada laki-laki dan perempuan)

Oleh : dr Sjaiful Fahmi Daili


Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran    
Universitas Indonesia


Pendahuluan
       Trikomoniasis pada saluran urogenital dapat menyebabkan vaginitis dan sistitis. Walaupun sebagian besar tanpa gejala, akan tetapi dapat menimbulkan masalah kesehatan yang tidak kurang pentingnya, misalnya perasaan dispareunia dan kesukaran melakukan hubungan seksual yang dapat menimbulkan ketidakserasian dalam keluarga. Pada pria dapat menyebabkan uretritis dan prostatitis yang kira-kira merupakan 15 % kasus uretritis non gonore.
Defenisi
       Trikomoniasis adalah infeksi saluran urogenital yang dapat bersifat akut atau kronik dan disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.

Etiologi
        Penyebab trikomoniasis ialah T. vaginalis, yang pertama kali ditemukan oleh DONNE pada tahun 1836. Merupakan flagelata berbentuk filiformis, berukuran 15-18 mikron, mempunyai 4 flagela, dan bergerak seperti gelombang.

        Parasit ini berkembang biak secara belah pasang memenjang dan dapat hidup dalam suasana pH 5 - 7,5. Pada suhu 50 derajat akan mati dalam beberapa menit, tetapi pada suhu 0 dapat bertahan sampai 5 hari.

        Ada dua spesies lainnya yang dapat ditemukan pada manusia, yaitu T. tenax yang hidup di rongga mulut dan pentatrichomonas hominis yang hidup dalam kolon, yang pada umumnya tidak menimbulkan penyakit.


Insidens
        Penularan umumnya melalui hubungan kelamin, tetapi dapat juga melalui pakaian, handuk, atau karena berenang. Oleh karena itu trikomoniasis ini terutama ditemukan pada orang dengan aktivitas seksual tinggi, tetapi dapat juga ditemukan pada bayi dan penderita setelah menopause. Penderita wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria.       
    

Patogenesis
         T. vaginalis mampu menimbulkan peradangan pada dinding saluran urogenital dengan cara invasi sampai mencapai jaringan epitel dan subepitel. Masa tunas rata-rata 4 hari sampai 3 minggu. Pada kasus yang lanjut terdapat bagian-bagian dengan jaringan granulasi yang jelas. Neksrosis dapat ditemukan di lapisan subepitel yang menjalar sampai di permukaan epitel. Didalam vagina dan uretra parasit hidup dan sisa-sisa sel, kuman-kuman, dan benda lain yang terdapat dalam sekret.

Gejala klinis
1. Trikomoniasis pada wanita.
    Yang diserang terutama dinding vagina, dapat bersifat akut maupun kronik. Pada kasus akut terlihat sekret vagina seropurulen berwarna kekuning-kuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak dan berbusa.

    Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab. Kadang-kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks, yang tampak sebagai granulasi berwarna merah dan dikenal sebagai strawberry appearance .

    Gejala dispareunia, perdarahan pasca koitus, dan perdarahan intermenstrual dapat juga menyertai keadaan ini.
  
   Bila sekret banyak keluar dapat timbul iritasi pada lipatan paha atau disekitar genitalia eksterna. Selain vaginitis dapat pula terjadi keadaan uretritis, bartholinitis, skenitis dan sistitis yang pada umumnya tanpa keluhan.

   Pada kasus yang kronik, gejala yang timbul biasanya ringan dan sekret vagina biasanya tidak berbusa.

2. Trikomoniasis pada laki-laki
    Pada laki-laki yang diserang terutama uretra, kelenjar prostat, kadang-kadang preputium, vesikula seminalis dan epididimis.

  Gambaran klinis trikomoniasis pada laki-laki pada umumnya lebih ringan dibandingkan  dengan wanita. Bentuk akut gejalanya mirip uretritis nongonore, misalnya disuria, poliuria dan sekret uretra mukoid atau mukopurulen. Urin biasanya jernih, tetapi kadang-kadang terdapat benang-benang halus pada urin.

  Pada bentuk kronik gejalanya biasanya tidak khas dan  mungkin hanya berupa kondisi gatal pada uretra, disuria, dan urin keruh pada pagi hari.

Diagnosis
   Diagnosis kurang tepat bila hanya berdasarkan gambaran klinis, karena T. vaginalis dalam saluran urogenital tidak selalu menimbulkan gejala/keluhan.Uretritis dan vaginitis dapat disebabkan oleh bermacam-macam sebab, karena itu perlu diagnosis etiologik untuk menentukan penyebabnya.

   Untuk mendiagnosa trikomoniasis dapat dipakai beberapa cara, misalnya pemeriksaan mikroskopik sediaan basah, dan sediaan hapus serta pembiakan. Sediaan basah dicampur dengan garam faal dan dapat dilihat pergerakan aktif parasit. Pada pembiakan dapat digunakan bermacam-macam perbenihan yang mengandung serum.

Pengobatan
   Pengobatan dapat diberikan secara topikal atau sistemik.
A  Secara topikal dapat berupa :
1. Bahan cairan berupa irigasi, misalnya hidrogen peroksida
   1-2 % dan larutan asam laktat 4 %.
2. Bahan berupa suposituria, bubuk yang bersifat trikomonisidal.
3. Jel dan krim, yang berisi zat trikomonisidal.
B  secara sistemik (oral)  
Obat yang sering digunakan tergolong derivat nitromidazol seperti :
1. Metronidazol : dosis tunggal 2 gram atau 3 x 500 mg/hari
                           selama 7 hari.
2. Nimorazol     :  dosis tunggal 2 gram.
3. Tinidazol       :  dosis tunggal 2 gram.
4. Omidazol       :  dosis tunggal 1,5 gram.


Pada waktu pengobatan perlu beberapa anjuran pada penderita, yaitu :
1. Jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan atau  sebelum
    dinyatakan sembuh.
2. Hindari pemakaian barang-barang yang mudah menimbulkan
    transmisi.
3. Pasangan seksualnya juga perlu mendapatkan pengobatan untuk
    menghindari terjadinya fenomena pingpong, dimana penderitanya
    sudah sembuh tetapi karena pasangan seksualnya tidak diobati
    maka ia dapat kembali terinfeksi.

Kepustakaan
1. King, A. and Nicol, C.: Venereal Diseases; Grd ed.,pp 283-290
   (Balliere Tindall, London 1976).
2. Wallin, J and Forgen,A.: Tinidazole-a new preparation for
   T. vaginalis infection. Brit J Vener. Dis. 50:148 (1974).
3. Gree, G.E.: Trichomonas vaginalis in Gram-Stained Smears.
   Brit J Vener. Dis 44:226(1968)
4. Watt,L.:Trichomoniasis. The Practioner 195:148(1965).
5. Josodiwondo,S.:Pemberian omidazole oral 1500 mg dosis tunggal
   untuk trikomoniasis wanita dan beberapa segi yang berhubungan
   dengannya, Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas
   Kedokteran Universitas Indonesia. (skripsi,1978)


0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Dokter Network Angk 97